Minggu, 07 Februari 2010

Hari yang melelahkan dan menyenangkan ini penuh dengan acara Silaturrahim

Ya.... hari Minggu kemarin merupakan hari yg cukup melelahkan bagi kami sekeluarga, terutama aku. setelah kecapean beberes pada hari sebelumnya, kegiatan di hari Minggu cukup menyita fisik juga ternyata, memang sih hanya sekeder kegiatan rutin yang sebelumnya pernah kami lakukan.

Setelah melakukan sholat Subuh dan membaca wirid Al-ma'tsurat di lanjutkan dengan Tilawah 4Halaman Al-qur'an pojok, aku menyempatkan melayangkan kakiku diatas Freestyle Glider yang ada dirumahku lumayan cukup untuk membakar 150kalori yang ada dalam tubuhku, peluh keringat yang membasahi badanku juga tak membuat semangatku hilang untuk melaksanakan aktivitas di pagi yang cerah itu.

Setelah cukup bercanda dengan Ghaza, bayiku yang baru berusia 3bulan serta kakaknya Farah yang sekarang sudah duduk di kelas 2 SDIT Rahmaniyah. Sementara itu bundanya dan juga yu Inah sibuk mengurusi sarapan pagi untuk kami santap. Wimmy, Sepeda Wimcycle yang aku beli 3 bulan yang lalu minta haknya untuk digenjot pemiliknya. Akhirnya kusempatkan keluar rumah bersepeda ria dengan si Wimmy dengan tujuan yang cukup jelas, Pasar Kaget Jalan Juanda, yah memang setiap hari Minggu sepanjang jalanan itu banyak sekali dijejali oelh warga sekitar Depok2, komplek Pesona Khayangan dari Cimanggis bahkan juga warga Jakartapun banyak yang datang ke tempat tersebut, selain itu juga tentunya oleh pedagang yang menjemput Rezeki dari Allah dengan menjajakan barang dagangannya disepanjang jalan tersebut, dari mulai makanan dan minuman siap saji hingga pakaian, perlengkapan elektronik sampai otomotif pun tersedia disana.

Setelah kayuhan demi kayuhan kutempuh akhirnya sampai juga aku di Jalan Juanda tersebut. Perhatianku tertuju pada sebuah tenda yang menjajakan puluhan pasang Sendal dan Sepatu yang dikerumuni banyak pengunjung, setelah aku dekati ternyata penjual tersebut menjajakan Sendal dan Sepatu bermerk Kepala Buaya yang cukup terkenal di dunia. Harganya hmmm, cukup fantastis untuk ukuran barang yang dijual di pasar kaget sekelas Jalan Juanda. Memang sih harga yang ditawarkan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga resmi di outletnya yang berada di pusat perbelanjaan mewah yang ada di Jakarta, tapi tetap saja masih mahal untuk ukuran kantongku. Karena terdapat beberapa reject, Sepatu dan Sendal bermerk Kepala Buaya itu bisa dijual dibawah harga resminya.

Setelah cukup puas dengan melihat-lihat produk Sendal dan Sepatu tersebut kulanjutkan petualangan bersepedaku dengan si Wimmy mengelilingi jalan Juanda yang cukup padat dengan pejalan kaki yang berebut ruas jalan dengan pengendara Motor dan Mobil yang melintasi jalan tersebut. Hmmm, sayang cuaca cerah jalan Juanda harus dikotori oleh asap kendaraan bermotor yang melintasi jalan tersebut. Harusnya pemerintah kota dan juga pak Polisi turut berperan dalam mengatur tata tertib lalu-lintas di jalan tersebut agar tidak semrawut seperti itu, akhirnya maksud hati mencari udara segar pagi hari yang didapat justru kepulan asap polusi.

Sebelum mengakhiri petualangan bersepedaku, kusempatkan mampir ke sebuah mobil yang menjajakan pakaian bayi dengan harga yang cukup murah, setelah kulihat-lihat barang dagangannya akhirnya aku tertarik untuk membeli kaos Hello Baby untuk Ghaza. Yah akhirnya kudapat 4 pieces kaos berbeda warna dengan menukarkan uang 30ribu perak.

Karena waktu yang beranjak siang aku putuskan untuk kembali ke rumah, ohhhh sayangnya kali ini dengan lintasan yang lebih banyak menanjaknya daripada jalan datar atau jalan turunannya. Dengan nafas tersengal-sengal akhirnya sampai juga aku di rumah. Di rumah kudapati Istri tercintaku menemani Ghaza yang tertidur pulas sambil ngenet mendownload materi Java yang akan digunakan untuk mengajar materi Pemrograman Berorientasi Objek pada semester ini, karena pada semester-semester sebelumnya ia tidak pernah mengajarkan materi tersebut.

Setelah cukup istirahat setelah bersepeda dengan si Wimmy, aku beranjak menuju kamar mandi, byurrr... guyuran air dingin bak kamar mandiku membuat tubuh ini terasa segar kembali. Tepat jam 11 siang setelah selesai semuanya kami bersiap-siap melaksanakan kegiatan berikutnya yaitu menjenguk 'Lik Tugiyah' Tante dari Istriku yang sejak hari Rabu dirawat di RS Pasarebo Jakarta. Setelah semuanya siap, kukeluarkan Motor Supra X yang selama ini sudah berjasa kepada kami. Setelah sempat kupanaskan beberap menit akhirnya kami melaju juga.

Ternyata sudah sesiang ini jalan Juanda masih dipadati oleh pedagang yang berkemas-kemas membereskan barang dagangannya masih juga berebut jalan dengan kendaraan yang melewati jalan tersebut. Huffh terik sinar matahari memanggangi kulit mahluk dunia ini yang sedang menjalani aktifitasnya diluar rumah, kusempatkan mampir ke Daniel Bakery untuk sekedar membeli buah tangan yang akan kami bawa menjenguk Lik Tugiyah. Tapi sayangnya yang ingi kami beli ternyata sudah habis, akhirnya kuputuskan untuk membelinya di Toko Kue Soes Merdeka yang tepat berada didepannya. Istriku dan Ghaza menyebrang jalan itu sementara aku dan Farah putar arah balik dengan motor. Masya Allah ternyata putaran balik ditutup oleh pak Polisi, putaran balik berikutnya juga ditutup oleh pak polisi barulah pada putaran balik berikutnya setelah Mall Depok putarannya tidak ditutup.

Jalan Margonda memang macetnya tidak mengenal hari, hari biasa macetnya karena banyaknya warga yang berangkat kerja, sementara di hari libur macetnya karena banyak warga yang menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan sekaligus berbelanja di beberapa pusat perbelanjaan disepanjang jalan Margonda Raya. Akhirnya sampai juga aku di depan Toko Kue Soes Merdeka, Istriku sudah siap dengan kue pilihannya. Setelah membayarnya di kasir dan beranjak keluar dari Toko tersebut, Istriku berpapasan dengan seseorang yang ternyata adalah Delsy teman kuliahnya waktu S-1 dulu, Delsy menggendong putranya juga ingin berbelanja di toko kue itu. Setelah sempat lama melepas kangen akhirnya kami lanjutkan perjalanan kami menuju RS Pasarebo.

Dibawah terik Matahari yang semakin memancarkan sinar panasnya kususuri jalan demi jalan dari mulai Jalan Margonda - Lenteng Agung - TB Simatupang, akhirnya sampai juga kami di RS Pasarebo. Setelah menuju lantai 5 Ruang Dahlia tapi kami tak menemukan Lik Tugiyah, setelah kami tanyakan ternyata Pasien tersebut sudah pindah ke ruang Cempaka lantai 5 juga tapi berbeda gedung, jadi kami harus turun dulu ke lantai 2 dan menuju lift di gedung sebelahnya. Akhirnya kami sampai juga di ruang itu dan bergantian kami menemui Lik Tugiyah, karena kami bawa bayi yang tidak boleh dibawa masuk ke ruang rawat.

Banyak sekali pasien terbujur di ruang rawat itu, karena ruang itu memang ruang rawat kelas 3 yang diisi oleh 9 pasien dalam 1 ruangnya. Sebenarnya jatah perawatan dari Askes yang seharusnya diterima oleh Lik Tugiyah adalah kamar kelas 1, tapi karena alasan tidak ada teman akhirnya yang diambil adalah kamar kelas 2 ruang Dahlia, tapi juga akhirnya minta pindah ke ruang Cempaka kelas 3 karena Lik Tugiyah tidak kuat dengan Pendingin Udara di ruang tersebut. Setelah kami rasa cukup menyampaikan rasa Empati kami, kami akhirnya pamitan dengan Lik Tugiyah dan keluarga yang menemaninya.

Kegiatan kami belum berakhir sampai disitu, dari RS Pasarebo kami melanjutkan perjalanan menuju daerah Cijantung, ke rumah Lik Wahono, Paman dari Istriku yang rumahnya ketempatan acara arisan kelurga Tambak Banyumas yang ada di Jakarta. Masih melewati panasnya udara siang hari akhirnya sampai juga kami ditempat yang kami tuju, sesampainya kami disana kami bertemu dengan keluarga besar dari Bapak Mertuaku di rumah Lik Wahono, setelah saling berjabat tangan dan menikmati hidangan kecil yang sudah disediakan sampailah pada acara yang sudah kunantikan sejak tadi, yaitu sesi makan siang. Hmmm sepiring nasi disiram dengan Soto Betawi ditambah dengan sambal dan juga krupuk udang, mengobati rasa laparku yang sudah kurasakan sejak tadi.

Tak terasa berbincang-bincang hari sudah menjelang sore, saatnya kami pamitan pulang. Sebenarnya kami masih ingin berlama-lama disana, karena banyak sekali berjumpa dengan sanak famili. Farahpun masih asik bermain dengan sepupu-sepupunya yang sudah lama tidak ditemuinya. Karena kami khawatir kalau-kalau terjadi hujan yang biasanya memang terjadi di sore hari pada musim hujan ini. Rute pulang kali ini berbeda dari rute pada saat berangkat tadi, kali ini jalan yang kususuri adalah jalan arteri Cijantung komplek markas Kopasus karena relatif lebih sepi walaupun banyak 'polisi tidur'nya.

Setelah satu persatu jalan kulewati akhirnya sampai juga kami di rumah kami, setelah selesai sholat Ashar kurebahkan tubuh lelahku dikasur empuk yang sudah siap ditiduri. Setelah sempat beberapa menit menikmati kasur empukku sayup-sayup terdengar suara ketukan pintu diiringi dengan suara salam, ternyata suara Hardi temanku yang datang untuk sekedar bersilaturrahim ke rumah kami. Tak lama kemudian terdengar lagi bunyi ketukan pintu berbarengan dengan ucapan salam, ternyata yang datang kali ini adalah Wiwin beserta dua orang putrinya Fatimah dan Latifah. Farah sempat bermain riang dengan kedua putrinya Wiwin. Menjelang Maghrib Hardi pamitan pulang, tak lama kemudian Wiwin dan kedua putrinyapun ikut pamitan pulang.

Jadilah hari Minggu itu hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan bagi kami karena banyak sekali orang yang kami temui baik yang segaja maupun yang tidak sengaja kami temui. Ya... Silaturrahim itu bisa memperpanjang usian itu kata pak ustadz yang sering mengajariku ngaji. Mudah-mudahan banyak hikmah yang bisa kudapat pada hari. Semoga penuh dengan keberkahan Allah SWT. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar